Komputer bisa memperdengarkan musik kesukaan kita secara berulang-ulang, memutar film, menggerakkan robot, mengingat nama kita, bahkan mendekatkan semua orang di penjuru dunia lewat internet. Beberapa teman saya bahkan menemukan pasangan hidup mereka setelah berkenalan dengan jaringan komputer seluruh dunia ini.
Komputer memang bukan manusia dan tidak akan pernah menjadi manusia. Andaikata komputer adalah manusia, ia akan menjadi sosok yang sangat dikagumi dan dicintai karena jasa-jasanya yang luar biasa. Akun Twitter-nya akan di-follow miliaran orang, statusnya di Facebook akan ditunggu-tunggu, dan setiap orang akan bangga menambahkannya ke lingkaran kelurga di Google Plus-nya.
Tidak! Saya tidak sedang mendewakan atau menuhankan komputer. Saya sekadar mengungkapkan kenyataan bahwa komputer telah membuat hidup kita lebih mudah, bahkan indah. Memang tidak bisa disangkal, bahwa komputer pun telah melapangkan jalan berbagai kejahatan, virtual maupun aktual. Namun, sebagai produk ilmu pengetahuan dan teknologi, dampak-dampak negatif seperti itu dikembalikan kepada diri kita masing-masing. "The man behind the gun", ungkapan klisenya.
Apa yang memungkinkan komputer memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa ini?
Sebagai sebuah rangkaian komponen elektronika—juga mesin, komputer tidak lebih dari sebuah patung raksasa, terbuat dari baja, yang tidak berdaya bahkan hanya untuk menghalau seekor lalat. Kemampuan komputer sebenarnya ia dapatkan dari bahasa pemrograman yang, syukur alhamdulilah, dibuat oleh spesies seperti saya, manusia, bukan dibuat oleh malaikat, jin, apalagi alien.
Cobol, Basic, FORTRAN, C++, Java, Pascal, dan PHP, adalah beberapa contoh bahasa yang dapat dimengerti oleh spesies yang konon pertama kali ditemukan oleh Charles Babbage pada awal abad 19-an ini.
Dengan menguasai satu atau lebih bahasa pemrograman di atas, kita dapat memberi instruksi kepada komputer untuk melakukan apa yang kita inginkan. Selama instruksi-instruksi itu diberikan dengan tatabahasa yang benar dan urutan yang logis, maka dengan sukarela komputer akan menunaikannya secara tepat dan akurat. Mengasyikkan, bukan?
Apabila ternyata kemudian komputer tidak memberikan hasil seperti yang diinginkan, maka dapat dipastikan bahwa ada tatabahasa yang salah (syntax error) atau tidak logis (logical error) dalam instruksi yang kita berikan.
Memberi perintah kepada komputer untuk melakukan pekerjaan yang kita inginkan menjadi daya tarik tersendiri bagi saya untuk mempelajari bahasa pemrograman.
Pascal adalah bahasa pemrograman komputer yang pertama kali saya kenal, sewaktu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Saya sempat merasakan bagaimana asyiknya belajar Pascal meski dalam tahap elementer sekali. Namun karena titik pemberangkatan saya mempelajari pemrogaman saat itu semata-mata iseng dan mengisi waktu, hanya
begin
, writln
, repeat
, serta until
beberapa fungsi yang masih terekam di benak ini. Menyedihkan!Kurang lebih lima belas tahun kemudian, secara tidak sengaja saya kembali bersua dengan bahasa pemrograman, ketika berkenalan dengan internet. Setiap kali membuka sebuah alamat web di browser selalu timbul pertanyaan, "bagaimana halaman ini dibuat?".
Pertanyaan ini kemudian membawa saya kepada istilah-istilah seperti HTML, CSS, PHP, MySQL, Javascript, jQuery, dan istilah-istilah lain yang ternyata adalah teknologi-teknologi yang ada di balik dunia pemrograman web.
Sekarang saya kembali merasakan keasyikan belajar pemrograman seperti yang saya rasakan dulu, namun dengan bahasa pemrograman yang berbeda serta titik pemberangkatan yang berbeda pula.
Dulu saya belajar pemrograman berbasis desktop, sekarang berbasis web. Dulu saya belajar karena iseng, sekarang karena tuntutan kerja dan kebutuhan (baca: himpitan ekonomi). Hehehe.
Mempelajari bahasa pemrograman, khususnya yang berbasis web, tidaklah sulit, sebagaimana pernyataan yang mungkin sering kita baca/dengar di forum-forum, "It's not rocket science".
Dengan adanya internet (plus pulsa untuk mengaksesnya), kegiatan belajar pun jadi lebih mudah. Bisa dikatakan, 90% persoalan-persoalan yang kita temui dalam pemrograman berbasis web, dapat dicarikan jawabannya di jaringan komputer seluruh dunia ini.
Saya berkeyakinan bahwa waktu yang kita gunakan untuk mempelajari suatu bahasa pemrograman akan terbayar lunas suatu saat, selama ditekuni dengan disiplin dan kerja keras.