Mendesain Templat Wordpress lebih Cepat dengan WP Framework

17 April 2014
Saat ini, para pembuat (desainer) templat Wordpress semakin dipermudah dengan bermunculannya berbagai framework Wordpress yang umumnya berlisensi MIT. Dengan lisensi ini, framework-framework tersebut dapat dimodifikasi, didistribusikan, dan bahkan dijual tanpa perlu khawatir akan pelanggaran hak cipta, selama pernyataan lisensi tersebut disertakan.

Berbeda dengan templat yang sudah jadi, yang biasa kita unduh dari situs-situs penyedia templat gratis atau berbayar, framework-framework ini umumnya dirilis dengan tampilan minimal, dalam arti tidak begitu wah jika diperhatikan dari sisi desainnya, karena memang tujuan awal pembuatannya adalah menyediakan kerangka acuan saja. Adapun untuk sisi desainnya, diserahkan sebebas-bebasnya kepada kita yang akan memermak atau bahkan "menghancurkannya". :)

Salah satu framework templat Wordpress yang saya sukai dan sering gunakan adalah HTML5Blank, buah karya Todd Motto. Sesuai nama yang diberikan si pembuatnya, HTML5Blank menggunakan tipe dokumen (document type) HTML 5, tidak jauh berbeda dengan Twenty Fourteen, templat bawaan Wordpress seperti disebutkan sebelumnya.

Selain berukuran kecil (sekitar 140 KB), HTML5Blank dilengkapi dengan sejumlah fungsi siap pakai, seperti fungsi untuk membuat excerpt (ringkasan artikel) yang berbeda-beda sesuai dengan kategori serta fungsi yang memungkinkan kita mengantrikan file-file CSS atau Javascript sehingga file-file tersebut lebih terstruktur, tidak tumpang-tindih, dan yang lebih penting pengantrian file-file ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa tidak ada file yang sama yang di-load lebih dari satu kali.

HTML5Blank dilengkapi pula dengan selector-selector CSS yang mendukung model desain responsif. Namun untuk yang satu ini, kita perlu menambahkan sendiri property-property CSS untuk elemen-elemen halaman blog yang akan dibuat responsif.

Untuk keperluan ini (meresponsifkan halaman blog), saya biasa memadukan HTML5Blank dengan framework CSS yang sangat populer saat ini, yaitu Twitter Bootstrap. Tapi jika Anda ingin membuat templat dengan framework yang sudah terintegrasi dengan Bootstrap, Anda dapat mencoba menggunakan Roots dengan ukuran file kurang lebih 440 KB).

Framework mana yang sebaiknya digunakan? Jawabannya tentu dikembalikan kepada preferensi Anda masing-masing sebagai desainer atau sekadar penghobi desain. Pemilihan framework juga sangat bergantung pada kebutuhan dan kemudahpakaiannya.

Anda bahkan dapat memilih untuk tidak menggunakan framework mana pun, dan lebih menyukai membuat templat dari awal atau membuat framework sendiri yang hanya Anda yang boleh menggunakannya. Namun, berdasarkan pada apa yang saya alami, menggunakan framework, seperti HTML5Blank ini, membuat pekerjaan mendesain templat jauh lebih mudah dan cepat.

Happy design dan semoga bermanfaat!